Spiga

Tujuan Pendidikan Agama Islam

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membicarakan pengertian Pendidikan Agama Islam, maka perlu Pendidikan Agama kiranya diketahui pengertian Pendidikan secara umum sebagai titik tolak memberikan pengertian Islam.

Menurut Drs. Abu Ahmadi dalam bukunya Sejarah Pendidikan, disebutkan bahwa ”Pendidikan adalah semua kegiatan orang dewasa yang mempunyai nilai paedagogis bagi anak.”.

Sedangkan menurut Drs. M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, disebutkan bahwa” Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.”

Jadi pada dasarnya pendidikan dalam pengertian tersebut di atas, adalah terjadinya pergaulan antara orang dewasa dengan anak-anak. Pergaulan yang di maksud adalah pergaulan yang dapat menolong anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.

Dalam buku Pengantar Ilmu Pendidikan, disebutkan bahwa “Pendidikan ialah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.” Di sini yang menonjolkan adalah pemberian bantuan secara sengaja atau secara sadar kepada anak dengan tujuan agar anak tersebut dapat mencapai tingkat kedewasaannya.

Jika pendidikan itu ditinjau dari sudut hakekatnya, maka dapat dikatakan bahwa:

Hakekat pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan nonformil.”

Dengan demikian dari keseluruhan pengertian Pendidikan di atas, dapat di simpulkan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang sampai pada taraf insan rabbani.
B. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Seperti diketahui bahwa pembinaan mental anak didik tidaklah dimulai dari sekolah, akan tetapi dimulai dari rumah (keluarga), sejak si anak dilahirkan ke titik maksimal yang dapat sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dunia, mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-perlakuan. Mula-mula ibu bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang lain (saudara) dan kemudian dari lingkungan masyarakatnya.

Hal demikian memberikan warna dan mempengaruhi dasar-dasar pembentukan kepribadiannya. Pembinaan, pertumbuhan mental dan kepribadiannya itu kemudian akan ditambah dan disempurnakan oleh sekolah. Orang tua seharusnya memberikan pendidikan agama pada anak-anaknya sejak kecil, bahkan sejak masih dalam kandungan, sebab disadari atau tidak, hal ini akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir terutama pada perkembangan dan pertumbuhan aspek kejiwaannya.

DR. Zakiah Daradjat dalam bukunya “Kesehatan Mental” mengemukakan tentang pentingnya fungsi pendidikan Islam baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Beliau mengatakan bahwa:
Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan agama Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam itu sendiri.

Aspek pertama dari pendidikan Islam adalah yang ditujukan pada jiwa atau pembentukan kepribadian. Artinya bahwa melalui pendidikan agama Islam ini anak didik diberikan keyakinan tentang adanya Allah swt.

Aspek kedua dari pendidikan Agama Islam adalah yang ditujukan kepada aspek pikiran (intelektualitas), yaitu pengajaran Agama Islam itu sendiri. Artinya, bahwa kepercayaan kepada Allah swt, beserta seluruh ciptaan-Nya tidak akan sempurna manakala isi, makna yang dikandung oleh setiap firman-Nya (ajaran-ajaran-Nya) tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak didik tidak hanya sekedar diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan tetapi justru pada pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana beserta argumentasinya yang dapat diyakini dan diterima oleh akal.

Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Agama Islam adalah:
1. Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-Esaan Allah swt, pencipta semesta alam beserta seluruh isinya; biasanya dimulai dengan menuntunnya mengucapkan la ilaha illallah.
2. Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang (hukum halal dan haram).
3. Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah yang menyangkut hablumminallah maupun ibadah yang menyangkut hablumminannas.
4. Mendidik anak didik agar mencintai Rasulullah saw, mencintai ahlu baitnya dan cinta membaca al-Qur’an.
5. Mendidk anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak merusak lingkungannya.

Dari uraian tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi yang berdasarkan kepada ajaran al-Qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insan-insan kamil setelah proses pendidikan berakhir.

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Kalau dilihat kembali pengertian pendidikan Islam , maka terdapat sesuatu yang diharapkan dapat terwujud ketika seseorang telah mengalami sebuah proses pendidikan Islam, yaitu manusia yang utuh baik jasmani maupun rohani, sehingga dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena didasari oleh ketakwaannya kepada Allah SWT.

Tujuan pendidikan merupakan suatu kondisi yang menjadi target penyampaian pengetahuan. Tujuan ini merupakan acuan dan panduan untuk seluruh kegiatan yang terdapat dalam seluruh system pendidikan. Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempersiapkan anak didik atau individu dan menumbuhkan segenap potensi yang ada, baik jasmani maupun rohani agar dapat hidup dan berpenghidupan sempurna, sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan umatnya.

Dengan demikian dapat dilihat bagaimana tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan oleh Al-Ghazali dalam kitabnya, seperti yang dikutip oleh Zainuddin, dkk, yaitu:

1. Mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja.
Al-Ghazali dalam bukunya, seperti dikutip oleh Zainuddin, dkk, mengatakan bahwa:
Apabila engkau mengadakan penelitian atau penalaran terhadap ilmu pengetahuan, maka engkau akan melihat kelezatan padanya, oleh karena itu tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri.

2. Tujuan utama pendidikan adalah pembentukan akhlak .Al-Ghazali mengatakan bahwa:
Tujuan murid mempelajari segala ilmu pengetahuan pada masa sekarang adalah kesempurnaan akhlak dan keutamaan jiwanya.

3. Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bagi Al-Ghazali menimba pengetahuan tidaklah semata-mata untuk tujuan akhirat, akan tetapi terdapat keseimbangan tujuan hidup termasuk kebahagiaan di dunia.

Dan sesungguhnya engkau mengetahui bahwa hasil ilmu pengetahuan adalah pendekatan diri pada Tuhan pencipta alam, menghubungkan diri dan berhampiran dengan ketinggian malaikat, demikian itu adalah akhirat. Adapun di dunia adalah kemuliaan, kebesaran, pengaruh pemerintahan bagi pemimpin Negara dan penghormatan menurut kebiasaannya.

Untuk mencapainya sebuah tujuan dalam pendidikan Islam, maka unsur dalam pendidikan itu haruslah dirumuskan dengan baik. Program yang akan dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pendidikan Islam tentunya harus sinergis dengan tujuan yang ingin dicapai, berdasarkan nilai-nilai Islam, termasuk tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini.

D. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Indonesia untuk SMA atau sekolah umum mempunyai dasar- dasar yang cukup kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari segi yaitu: yuridis, Hukum, Religius, dan Sosial psychologis.

Untuk selanjutnya dapat diketengahkan satu persatu tentang dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMA

1. Dasar dari segi yuridis/ hukum
Yang dimaksud dengan dasar dari segi yuridis/hukum ialah dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung ataupun secara tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah-sekolah atau pun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Dasar ideal, yaitu dasar yang bersumber dari falsafah Negara Pancasila, dimana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama. Di dalam ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang P.4 (Eka Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa:
Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dam kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Untuk merealisir hal tersebut, maka di perlukan adanya pendidikan agama kepada anak-anak karena tanpa adanya pendidikan agama, akan sulit terwujud sila pertama dari Pancasila tersebut.

2. Dasar Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius agama dalam uraian ini, adalah dasar pelaksanaan pendidikan agama di SMA yang bersumber dari ajaran agama, dalam hal ini ajaran agama Islam.

Berkaitan dengan dasar agama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam, maka dasar pertama dan utama ialah Al-Qur’an yang tidak dapat diragukan lagi kebenarannya, karena di dalam Al-Qur’an sudah tercakup segala masalah hidup dan kehidupan manusia. Sedangkan dasar yang kedua adalah Hadist Rasulullah.

Dalam ayat Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah didapati petunjuk tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam antara lain:

1) Dalam surat At Tahrim ayat 6 berbunyi
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.

2) Dalam surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
Terjemahnya:
Dan hendaknya di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menerus kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar: merekalah orang-orang yang beruntung.

Di dalam Hadist Rasulullah SAW. didapati juga petunjuk tentang pelaksanaan tersebut, antara lain di sebutkan dalam kisah
رَحْمَةُ اللهِ عَلىَ خَلَفَا ِفىْ قِـيْلَ : وَمَنْ خُلَفَاؤُكَ ، قَالَ : الَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ سُنَّـنِى وَيُعَلِّى نَـهَا عِبَادَ اللهِ
Artinya :
Rahmat Allah bagi seluruh pengganti-pengganti Ku Beliau SAW. Di tanya: siapakah pengganti-pengganti Tuan itu? Beliau SAW. Bersabda: mereka itu ialah orang-orang yang menghidupkan SunnahKu dan mengajarkan kepada hamba Allah (HR. Ibnu Adlbbarr).

Dengan demikian dapat di katakan bahwa ayat dan hadits seperti yang di sebutkan di atas, memberikan pengertian bahwa dalam ajaran agama Islam memang adalah perintah untuk melaksanakan pendidikan agama.

3. Dasar dari segi sosial
Dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan kepada bimbingan dan petunjuk yang benar, yang bernilai mutlak untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di alam sesudah mati. Suatu yang mutlak pula, yaitu Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam. Untuk itulah yang bersifat pengasih dan penyayang memberikan suatu anugrah kepada manusia yang beragama.

0 komentar: